Jurus Dosen Poltekkes Malang Cegah Kasus Stunting Lewat Baby’s Meal Cafe di Desa Petungsewu

  • PETUNGSEWU.DAU
  • Sep 09, 2024

Tugumalang.id – Para dosen kebidanan dan gizi di Politeknik Kesehatan  Malang (Poltekkes Malang) menghadirkan inovasi baru dalam upaya mencegah kasus wasting dan stunting.

Inovasi Pojok MPASI ini sendiri merupakan hasil inovasi program Pengabdian Masyarakat Dosen Kebidanan Poltekkes Malang yang diketuai Gita Kostania, S.ST., M.Kes., bersama anggota lain yakni Ni Wayan Dwi R.A Per. Pen., M.Kes., Desy Dwi Cahyani S.ST. M.Keb., dan Rani Nurmayanti S.ST M.Gizi.

Peresmian Baby's Meal Cafe atau Pojok MP-ASI hasil inovasi dosen Poltekkes Malang di Desa Petungsewu. Foto: Azmy

Peresmian Baby’s Meal Cafe atau Pojok MP-ASI hasil inovasi dosen Poltekkes Malang di Desa Petungsewu. Foto: Azmy

Inovasi ini menjadi langkah nyata keseriusan bersama dalam memberikan dukungan optimal bagi pertumbuhan anak melalui program MPASI yang sangat penting bagi tumbuh kembang si anak.

Program ini merupakan pendampingan dari para dosen kepada kader kesehatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi setelah usia 6 bulan.

Baca Juga: Berhasil Turunkan Stunting, Pj Wali Kota Malang Berikan Penghargaan Pencegahan Stunting Terbaik Kota Malang

Ketua Pengabmas Gita Kostania, S.ST., M.Kes., menjelaskan Pojok MPASI ini dihadirkan sebagai bentuk pendampingan kepada ibu bayi di Desa Petungsewu terkait informasi dan edukasi yang benar tentang MPASI.

Mulai waktu yang tepat untuk memulai MPASI, cara membuat MPASI yang bergizi dan aman, jenis makanan yang baik untuk bayi, cara mengenalkan berbagai rasa pada bayi hingga cara mengatasi masalah yang sering terjadi saat pemberian MPASI.

”Dengan adanya pojok MP-ASI ini, diharapkan para ibu dapat memberikan MPASI yang tepat dan bergizi bagi bayi mereka, sehingga tumbuh kembang anak menjadi optimal dan terhindar dari masalah gizi,” terang Gita.

Sosialisasi pemenuhan gizi anak lewat Baby's Meal Cafe atau Pojok MP-ASI inovasi dosen Poltekkes Malang di Desa Petungsewu. Foto: Azmy

Sosialisasi pemenuhan gizi anak lewat Baby’s Meal Cafe atau Pojok MP-ASI inovasi dosen Poltekkes Malang di Desa Petungsewu. Foto: Azmy

Dalam praktiknya, peran kader Posyandu di desa sangat penting. Ia berharap para kader kesehatan di desa bisa proaktif dalam mengonsultasikan segala permasalahan yang ada di desanya.

”Ibu-ibu, jangan ragu untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di pojok MP-ASI ini. Kalau ada masalah, segera konsultasikan saja. Di booth ini, ibu-ibu juga bisa mendapatkan MP-ASI siap konsumsi berbasis makanan lokal dengan nilai gizi yang terstandar,” paparnya.

Kehadiran Pojok MP-ASI ini menurut salah seorang kader kesehatan di Desa Petungsewu semakin mudah dalam memberikan edukasi terhadap para warga.

Seperti diakui, Sri Winarti (37) yang menilai dengan adanya inovasi ini akan memotivasi ibu bayi di desa untuk peduli terhadap kesehatan anaknya.

”Ini nanti kalau ditaruh di Posyandu saya yakin bisa menarik warga ibu-ibu bayi untuk datang dan bertanya soal kesehatan dan nutrisi gizi anaknya. Lalu, anak-anak juga bisa lebih tertarik untuk makan sehat, anak-anak datang ke sini gak takut,” ujarnya.

Apresiasi positif juga dikatakan Kades Petungsewu, Supriadi. Menurutnya, program pendampingan ini akan semakin memperluas wawasan warga terkait pemenuhan gizi anak di desanya. Ia berharap program ini terus berkelanjutan dan bisa dihadirkan di masing-masing RW.

”Harapannya bisa terus berkelanjutan, karena ibu-ibu di sini butuh pendampingan terus-menerus secara komprehensif. Alhamdulilah sejak didampingi oleh dosen di Poltekkes ini, angka stunting kita sudah lebih baik, di bawah 7,” ungkapnya.

Sementara, Kepala Puskesmas Dau, Drg. Anita Rini, berharap program ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para ibu-ibu kader kesehatan. Ia berharap, inovasi Pojok MP-ASI ini nanti juga bisa diperbanyak di masing-masing RT atau RW.

”Yang jelas booth MP-ASI ini sudah tersedia, silahkan dimanfaatkan seoptimal mungkin. Semoga juga di 3 bulan ke depan, kafe ini bisa beranak-pinak di tiap RW bahkan RT. Saya yakin ini akan sangat memacu semangat ibu-ibu kader untuk menekan kasus wasting dan stunting,” harapnya.